BUBUR PEDAS MASAKAN TRADISIONAL MELAYU SAMBAS Oleh: Hasbiatun Siswa kelas X Agama MA Al Adabiy Pontianak
BUBUR PEDAS
MASAKAN TRADISIONAL MELAYU SAMBAS
Oleh: Hasbiatun
Siswa kelas X Agama
MA Al Adabiy Pontianak
Pada hari yang cerah, saya dan kelurga mengadaan acara di rumah.
Semua keluargaku berdatangan yang rumahnya terpisah daerah. Setelah semua sudah
berkumpul, kami bermustyawarah untuk membuat acara untuk membuat bubur
peddas, masakan yang mudah di masak baik bahannya serta bumbu mudah di
dapat.
“Ambil kelapa tua, gih!” perintah Emakku
Akupun mengambil kelapa tua yang ada di belakang rumahku. Karena di
belakang rumahku ada beberapa pohon kelapa yang sudah berbuah. Dan buah yang
dimaksud Emakku adalah buah yang sudah di kupas disimpan di belakang
rumah.
“Ajakkek kawanmu e, ambil midding dan kangkung!” perintah Emakku
yang kedua kalinya.
Aku pun mengajak kawan-kawanku untuk pergi mengambil miding.
Dengan senang hati kami pergi ke rampok midding.
Sesampainya di sana, dari kejauhan sudah terlihat daun midding yang
berwarna merah, agak kehiajauan baik yang sudah tua maupun yang masih muda atau
pakuk midding terlihat banyak dan seperti kulat yang menjamur di musim
hujan. Karena belum di ambil oleh orang lain.
Luar biasa. Banyak sekali midding yang kami dapatkan. Satu
orang satu pelukan besar atau pelukan orang dewasa. Kalau di karungkan, mungkin
satu karung penuh.
Sesampainya di rumah, aku dan kawan-kawanku langsung membersihkan
badan. Kami mandi di jamban depan rumah. Maklumlah masih kecil, jadi
masih mandi di depan rumah. Dan biasanya memang begitu, sewaktu kecil masih
tidak ada rasa malunya. Kami sangat menikmati air sungai, karena pulang dari
merampah midding, terkena rumput gatal. Ilang ladde nak naik ke rumah.
Kakakku membuat bumbu, beras dioseng di atas kuali hingga
menguning, kemudian masukan kelapa tua yang sudah di parut ke dalam kuali utnuk
diseng bersamaan dengan beras yang sudah menguning tadi. Kemudian di angkat dan
di haluskan.
Kakak yang lainnya menyiang midding dan setelah itu di
potong halus-halus. Kemudia ada lagi bumbu yang harus di potong yakni daun
kunyit dan daun kesum dijadikan satu kemudian potong halus sama seperti
memotong midding.
“Armi, ambikkan lengkuas!”, pinta Emakku.
“Iye, Mak”. Jawab kakakku.
Setelah semua siap dimasak. Siapkan terlebih dahulu panci besar/ dandang
agar banyak muatannya. Karena bahan yang kami siapkan lumayan banyak dan bisa
dikonumsi keluarga dan tetangga yang hadir nantinya.
Masukan minyak makan dan tumis bumbu halus agar aromanya wangi. Ada
bawang putih, bawang merah, sahang/ lada hitam yang telah di tumbuh halus,
bumbu khas bubur pedas kelapa dan beras oseng dan ubi sebagai tapokannya
agar cepat labboy apabila di gigit nantinya. Setelah aromanya menusuk
hidung, masukan air sebagai kuahnya. Masukan agak banyak karena sebelum midding
dan lainnya di masukkan air harus sudah mendidih
Setelah air mendidih, masukan midding, kangkung dan bahan
lainnya. Tunggu hingga mendidih dan berikan penyedap rasa. Jangan sampai tawar
ya, karena banyak air kemudian sayurannya kalau sampai tawar maka tidak enak
untuk dinikmati.
Mendidih, rasanya pas berarti bubur pedas sudah siap saji. Tuangkan
dalam baskom besar untuk dihidangkan bersama dengan melingkari baskom tersebut.
Sendok sayur, piring, sendok makan, kecap, cuka/ limau calong,
cabek sebagai pelengkap bubur pedas. Agar enak dinikmati oleh semua orang.
Secara bergiliran menuangkan bubur pedas dari baskom ke piring masing-masing.
Sungguh nikmat bubur pedasnya. Apalagi dinikmati di siang hari
bersama keluarga tercinta.
“Enakkan bubur pedasnye?”, tanyaku kepada teman-teman.
“Enak, aku suke”. Jawab mereka.
“Itokkan polehan kite merampah midding, makenye nyaman makannye”,
terangku.
“Aok iii”? jawab mereka dengan senyuman kecil di raut
wajahnya.
Tidak ada komentar