SEJARAH AL ADABIY PONTIANAK
SEJARAH AL ADABIY PONTIANAK
Berdasarkan
dokumen yang ada di Pondok Asuhan dan Pendidikan Yatim Piatu-Dhuafa Al-Adabiy,
yang sekaligus juga merupakan sekolah setingkat Madrasah Aliyah tepatnya berada
di kota Pontianak, didapat gambaran umum tentang keberadaan sekolah ini yang
berbeda dengan sekolah pada umumnya.
Pondok
Asuhan dan Pendidikan Yatim Piatu-Dhuafa Al-Adabiy merupakan satu-satunya pondok asuhan yang menampung anak-anak yang
tidak mampu setingkat SMA/MA yang
memberikan peluang untuk melanjutkan sekolah
lagi, banyak anak-anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan
karena tidak mampu untuk membayar biaya proses pendidikan yang begitu mahal. Disatu sisi mereka ingin
memiliki pendidikan yang layak, disisi lain mereka harus bekerja keras untuk
mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Inilah yang
membuat Madrasah Aliyah Swasta Gratis Al-Adabiy hadir dengan keunikan sendiri,
dan berbeda dibandingkan sekolah-sekolah lainnya yaitu dengan menggratiskan
seluruh biaya masuk hingga selesai. Selain itu juga semua siswa diasramakan di
Pondok Asuhan Yatim Dhu’afa yang berada di lingkungan madrasah dan tidak
dipungut biaya apapun, (gratis biaya makan, buku-buku, seragam sekolah, olah
raga dan pakaian silat). Guru-guru yang mengajar disini juga sangat istimewa
karena tidak dibayar sepeserpun (mardhotillah) dari hasil guru itu membagikan
ilmu kepada siswa.
Sekolah ini
lahir dan berkembang secara kronologis, berawal pada hari Sabtu 7 September
2002 diadakan rapat pertemuan penentuan pendirian Surau, dirumah kediaman Ibu
Hj. Pratini (ibu mertua Ust. Azman) yang dihadiri oleh beberapa orang yaitu:
Uray Roy Ritami, Bp. Muh. Budianto, Ketua RT setempat, dan Bp. Wahyu (desain
gambar rumah). Dari rapat yang diadakan tersebut terkumpul uang sebesar Rp.
4.500.000,- . Pada tanggal 8 September 2002 pemilihan lokasi yang akan dibangun
sudah ditentukan, yaitu tanah milik ibu Hj. Ratini yang sudah beliau wariskan
kepada anaknya Dra. Koestini Prihatin (istri dari Ustadz Azman).
Akhirnya
setelah semua menyetujui pembangunan tersebut, tanggal 10 September 2002 mulai
mengumpulkan bahan bangunan dari uang sumbangan relawan setempat, mulai dari
kayu dan sebagainya. Selanjutnya, tanggal 17 September 2002 ba’da Subuh
dilakukan pemancangan tiang pertama kali oleh Ibu Hj. Ratini dengan anak
sulungnya Eyang Pratomo dan menantu bungsu M. Azman. Hal inilah merupakan cikal
bakal munculnya Lembaga Pendidikan Dakwah dari proses pembangunan tersebut.
Namun rencana ini belum sempat beliau (Hj.Ratini) merealisasikannya dan melihat
proses pembangunan surau tersebut, karena pelopor rencana ini telah meninggal sebelum keinginannya
terwujud. Akan tetapi semangat dari beliau (Hj. Ratini) dilanjutkan oleh Ustadz
Azman. Kemudian muncullah ide dari menantu almarhumah Hj. Ratini untuk
membangun tempat kegiatan keagamaan (TPA), dengan persetujuan istri beliau
menggunakan tanah warisan tersebut.
Tanggal 24
September 2003 dimulailah kegiatan keagamaan ditempat yang telah dibangun.
Rencana awal pendirian TPA/MA (Madrasah Al-Qur’an) mulai dilaksanakan dengan
santri sebanyak 25 orang dan Ustadznya hanya 1 orang yaitu Ustadz Azman
sendiri. Pelaksanaan ini berjalan selama setahun, karena kegiatan ini semakin
berkembang, maka pada awal Juni 2004 dilanjutkan dengan pendirian TK Al-Adabiy
dengan alasan bahwa pendidikan anak-anak usia dini sangat penting, selain
pengetahuan umum, pendidikan agama sebagai central dalam membentuk tumbuh
kembang karakter anak yang
berkepribadian muslim.
Dari
perkembangan pendidikan TK tersebut, Ustadz Azman mempunyai cita-cita lagi,
yaitu tepat pada tahun 2007 Ustadz Azman yang merupakan menantu almarhumah (Hj.
Ratini) bersama masyarakat yang peduli pendidikan kaum dhua’fa berinisiatif
untuk mendirikan sebuah Yayasan Pondok Asuhan dan Pendidikan Yatim Piatu dan
Dhuafa Al-Adabiy, yang juga menyediakan pendidikan setingkat Madrasah Aliyah
Swasta dengan mengratiskan seljuruh biaya masuk hingga lulus. Namun, sebagian
masyarakat kurang merespon dengan baik mengenai kehadiran sekolah gratis ini.
Dikarenakan sebagian masyarakat yang belum memahami arti pentingnya pendidikan
bagi masa depan anak-anak mereka. Hal ini terbukti pada awal (pertama kali)
dimulainya pendaftaran pada tahun 2007 memasuki ajaran baru, hanya 1 orang
siswa yang mendaftar, kemudian dengan berat hati Ustadz Azman memulangkan siswa
tersebut dipulangkan ke kampung halamannya, dengan alasan bahwa bahwa proses
pembelajaran tidak akan bisa berjalan jika siswanya sangat minim seperti itu.
Namun
semangat beliau yang luar biasa untuk
tetap merangkul anak-anak yatim piatu dan dhuafa agar bisa mengenyam pendidikan
tidak pernah pudar, beliau memulai semuanya dari awal secara bertahap dengan
dukungan keluarga maupun sahabat-sahabat untuk terus melakukan pendekatan
kepada masyarakat, memberikan informasi bahwa sekolah ini membawa dampak
positif bagi kelanjutan pendidikan generasi penerus. Hal ini dilakukan agar
sekolah yang telah dibangun mendapat kepercayaan dari masyarakat, sehingga
mereka dapat menitipkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan yang layak
seusia mereka.
Kemudian pada tanggal 14
Juli 2008 dimulailah penyebaran informasi ke daerah-daerah (Sambas, Melawi,
Ketapang, Kubu Raya) untuk penerimaan siswa/i baru yang notabene dikhususkan
pada siswa/i yatim piatu dan dhuafa.
Perjuangan
yang dirintis beliau selama ini membuahkan hasil yang menggembirakan, jumlah
santri dan siswa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sehingga sekolah ini
juga semakin dikenal oleh masyarakat luas
karena membawa dampak positif
bagi pendidikan, apalagi yang dikhususkan bagi anak-anak yang kurang mampu.
Tentunya ini memberikan secercah harapan bagi anak-anak yang tidak mampu
melanjutkan sekolah agar dapat memperoleh pendidikan.
Tidak ada komentar