Breaking News

MANAJEMEN STRATEGIK SEKOLAH DAN PERSAINAGN MUTU PENDIDIKAN OLEH NURSILAN


MANAJEMEN STRATEGIK SEKOLAH 
DAN 
PERSAINAGN MUTU PENDIDIKAN



OLEH NURSILAN, S.Pd
KEPALA MADRASAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknogi, budaya, dan ekonomi berjalan dengan pesat seiring dengan perkembangan itu manusia dituntut untuk beradaptasi agar tidak menjadi obyek perkembangan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sejak awal berdirinya untuk membantu mengantarkan pelanggannya menghadapi persoalan hidup, dituntut untuk memperbaiki layanan dan meningkatkan mutu, sehingga memiliki daya saing.
Sejalan dengan keunggulan sekolah yang mengawali kiprahnya dari konsepsi ayat qauliyah.  Seharusnya terun menerus harus melakukan pengembangan secara total, sebab sekolah bila tidak mengalami perkembangan dari hari kehari ia akan tergolong sekolah yang tidak marketable dan lambat laun akan akan terjebak dalam keterpurukan.
Agar sekolah senantiasa memiliki daya saing dan tidak ditinggalkan pelanggannya, maka pengelolannya harus menggunakan manajemen straktegik, dengan mengadakan analisi SWOT untuk mendeteksi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolah serta melihat peluang dan tantangan yang dihadapi.
Oleh karena inu penulis mengambil tema “Managemen Strategik Sekolah dan Persaingan Mutu Pendidikan”

B.     Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas dapatlah penulis rumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Pengertian Managemen Strategi Sekolah
2.      Pendekatan Stragtegi Sekolah
3.      Fungsi-fungsi Managemen Strategi Sekolah
4.      Pengertian Persaingan Mutu Pendidikan
5.      Karakteristik Mutu Pendidikan
6.      Strategi Persaingan Mutu Pendidikan

C.    Tujuan Masalah
Dari uraian rumusan masalah diatas, tujuan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian managemen strategi sekolah
2.      Untuk mengetahui pendekatan stragtegi sekolah
3.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi managemen strategi sekolah
4.      Untuk mengetahui pengertian persaingan mutu pendidikan
5.      Untuk mengetahui karakteristik mutu pendidikan
6.      Untuk mengetahui strategi persaingan mutu pendidikan







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Managemen Strategik Sekolah
1.      Pengertian Managemen Strategi Sekolah
a.       Pengertian Managemen
Managemen dalam Bahasa inggis artinya to manage, yaitu mengatur atau mengelola. Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga atau organisasi, yaitu memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Orang yang memimpin organisasi disebut manajer.( Hikmat. 2011: 11)
Manajemen menurut Parker adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-rang . Menurut Sapre menyetakan bahwa manajemen adalah serangkaian kegiatan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi.  Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Husaini Usman.2014: 6)

b.      Pengertian Managemen Strategik
Manjemen strategik menurut Blocher dan Lin (1999) dalam Syaiful Sagala. 2013: 128) adalah “ the development of sustainable competitive posisition in wich the firm’s competitive provides continued success”. Sedangkan manajemen strategik menurut George A. Steiner dan B. Miner, adalah “berkenaan dengan menghubungkan organisasi dengan lingkungannya, merumuskan startegik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut, dan memastikan bahwa implementasi strategi berjalan dengan lancar dan baik. Proses sekolah mengadaptasi terhadap lingkungan yang meliputi pengawasan lingkungan, identifikasi kesempatan lingkungan untuk diekploitasi dan menghindari berbagai ancaman, analisas kekuatan dan kelemahan sekolah yang penting dalam perumusan dan penilaian strategi.

2.      Pendekatan Strategik Sekolah
Pendekatan strategis adalah: (Abdul Muhith.
a.       Memposisikan perusahaan melalui strategi dan perencanaan kemampuan
b.      Tanggapan isu-isu strategis yang dikeluarkan manajemen
c.       Manajemen yang sistematis selama implementasi manajemen

Dalam dunia pendidikan, sekolah harus mampu dan menjabarkan tindakan sebagaimana berikut:
a.       Menyusun perencanaan sesuai kemampuan dan potensi yang dimiliki dengan mengopimalkan sumber daya untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
b.      Merespon isu-isu strategis seperti manajemen berbasis sekolah, kurikulum berbasisi kompetensi, pembelajran kontekstual, pembelajaran kolaboratif dan koperatif, dan sebagainya, dalam rangka meningkatkan mutu.
c.       Menyusun startegi sekolah secara obyektif, ilmiah, dan sistematis, bukan atas dasar kehendak pribadi, tetapi mengakomudir kebutuhab public atau atas keinginan stakeholder.

Manajemen strategik disebut juga dengan pembuatan keputusan partisipatif, yang memiliki keuntungan antara lain:
a.       Memperkuat  kemampuan menghindari masalah, karena implementasi rencana merupakan hasil kebutusan yang dibuat bersama dengan stakeholder.
b.      Merupakan keputusan alternatif terbaik, karena suatu keputusan yang dihasilnya oleh kelompok telah melalui berbagai pertimbagan oleh persol kelompo tersebut sesuai dengan anjuran Islam dalam al Qur’an.
c.       Keterlibatan stakeholder dalam memformulasikan keputusan dapat meningkatkan kinerja.
d.      Mengurangi tumpang tindihnya pekerjaan dan resistensi, sebab program dan penanggung jawab sudah disepakati.

3.      Fungsi-fungsi Managemen Strategik Sekolah
Didalam buku Abuddin Nata: 2012: 386 tertulis bahwa fungsi-fungsi managemen strategic sekolah ada 3 point: (1) Formulating, (2) Implementing dan (3) Evaluating.
a.       Formating
Formulating strategic dalam sekolah mencakup visi, misi dan program kerja yang dibangun berdasarkan hasil internal dan eksternal  melalui analisis SWOT.
Analisis SWOT berguna untuk melihat gambaran dari pada unsur internal dan eksternal sekolah dengan melihat kekuatan dan kelemahan sehingga dapat menghasilkan peluang dan ancaman.
Selanjutnya dapat meneetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternative strategi dan memilih strategi tersbut yang akan dilaksanakan.
Dalam menentukan strategi harus memahami bahwa pokok dari formulasi strategi adalah menyusun rencana yang  berkelanjutan, sedangkan langkah-langkah dalam menyusun rencana sekolah dapat dilakukan dengan cara :
1.      Menetapkan visi dan misi sekolah bersama stakeholder dengan memperhatikan kemampuan sekolah.
2.      Melakukan assessment linggkungan eksternal sekolah dengan memperhatikan kondisi terkini, kemungkinan perubahan, perkembangan, dan kemampuan sekolah.
3.      Menetapkan arah dan sasaran organisasi.

1.   Visi
Visi adalah daya pandang jauh mendalam dan meluas yang merupakan daya fikir abstrak, memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat.
Visi sekolah adalah sebuah agenda tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai dalam aktifitas sekolah. Pembuatan visi adalah sebuah perjalan, dari hal yang sudah diketahui ke hal yang belum diketahui.
Visi menciptakan masa depan dengan menggabungkan fakta, harapan, impian, bahaya, dan peluang. Visi merupakan suatu rumusan cita-cita yang sangat ideal yang memiliki rambu-rambu sebagai berikut:
1.Ringkas
2.Jelas
3.Tantangan
4.Orientasi masa depan
5.Stabilitas
6.Abstrak
7.disukai

2.   Misi
Misi adalah sebagai deskripsi tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa. Misi sekolah adalah aspirasi stakeholder yang akan dijadikan elemen fundamental penyelnggaraan program sekolah dalam pandangan sekolah dengan alas an yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai sekolah.
Misi merupakan betuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya, yaitu :
1.Berisikan semua tugas organisasi
2.Kalimat yang singkat
3.Mengesankan
4.Memaksa.
5.Pelayanan
6.Acuan tujuan dan sasaran

3.   Tujuan
Tujuan adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang akan datang yang senantiasa dikejar organisasi agar direalisasikan. Tujuan dilihat dari manajemen stratejik adalah memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa yang akan datang yang menghasilkan kesepakatan umum merupakan sumber legitimasi yang membenarkan setiap kegiatan sekolah mengenai misi dalam menentukan bidang kerja , macam dan volume pekerjaan yang harus dilakukan dan senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh sekolah, serta eksistensi sekolah itu sendiri.
Efektifitas sekolah diukur dari tingkat sejauh mana mencapai tujuannya, sedangkan efisiensinya ditinjau dari jumlah sumberdaya yang dipergunakan untuk mengahsilkan unit masukan dan mutu produk yang dihasilkan.


4.   Analisis SWOT
Di dalam menganalisa keadaan organisasi salah satu dari tiga jenis pendekatan yang layak diperhitungkan adalah analisis SWOT yang merupakan singkatan dariStrength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Oportunities (peluang) dan Threats (ancaman).
a.    Faktor kekuatan
Faktor kekuatan sekolah berupa kompetensi, sumber daya, sarana, citra positif, kenggulan yang melebihi pesaingnya.
b.   Kelemahan
Kelemahan sekolah adalah keterbatasan dan kekurangmampuannya baik kompetensi, sarana, program layan, dan produk unggulan.
c.    Peluang
Berbagai situasi lingkungan eksternal yang menguntungkan sekolah, meliputi : kecenderungan yang terjadi dikalangan peserta didik, harapan orang tua, perubahan dalam keadaan persaingan.
d.   Ancaman
Berbagai factor dari luar yang tidak menguntungkan sekolah yang dapat menjadi penghalang bila tidak segera diatasi.

b.      Implementing
Secara teoritis dan praktis, implemenrtasi strategi masyarakat perusahaan (sekolah) untuk menetapkan:
1.Tujuan tahunan.
Pada tuan ini kami fokuskan pada sekolah sehingga tujuan tahunan dirtikan sebagai program tahunan yang dirancang diawal tahun ajaran baru.
2.   Membuat kebijakan
3.   Memotivasi karyawan
4.   Mengalokasikan sumber daya untuk menunjang atau mendukung strategi yang telah disusun.

c    Evaluating
Evaluasi strategic adalah alat utama untuk mendapatkan informasi berjalan atau tidaknya strategi yang telah dtetapkan. Ada 3 aktivitas dasar evaluasi strategi (Abuddin Nata: 2012: 388)
1.   Meninjau ulang factor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini
2.   Mengukur kinerja
3.   Mengambil tindakan korektif   

B.     Persaingan Mutu Pendidikan
1.      Pengertian Mutu Pendidikan
Menurut Oemar Hamalik (Umiarso dan Imam Gojali. 2010: 215), pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam arti normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteri) instrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria instrinsik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik, sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrument untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Adapun dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalnya hasil tes prestasi belajar.




2.      Karakteristik Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan setidaknya memiliki 13 karakteristik, diantaranmya adalah: (Usman, Husaini, 2014: 544)
a.          Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah
Misalnya, kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan menyakinkan, sehat dan rajin mengajar. Dan menyiapkan bahan pelajaran dengan lengkap. Pelayanan administrasi dan edukatif sekolah baik dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favirit.
b.         Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar
Misalnya, memulaidan mengakhiri pelajatan dengan tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar.
c.          Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama
Misalnya, pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorite bertahan dari tahun ke tahun. Seklah menjadi juara tertentu dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
d.         Daya tahan (durability): Tahan banting
Misalnya meskipun krisis moneter sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat
e.          Indah (aesthetics)
Misalnya, eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Ta,an ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pengajaran yang baik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
f.          Hubungan manusiawi (personal of use): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan professional
Misalnya, warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ekstern sekolah, demokratis dan menghargai profesionalisme.
g.         Mudah menggunkannya (easy of use): Sarana dan prasarana dipakai
Misalnya, aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudiah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demosrasi praktik mudah diterapkan siswa.
h.         Butuh khusus (feature): keunggulan tertentu
Misalnya sekolah ada yang unggul dengan hamper semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan Bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya. Ada yang unggul dengan karya ilmiahnya , kesenian atau olahraganya.
i.           Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu
Misalnya, sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650.
j.           Kosistensi (Consistency): keajengan, konstan atau stabil
Misalnya, mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti hasrus mengontrol nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan, dan apabila dipercaya tidak menghianati
k.         Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak bercampur
Misalnya, sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih
l.           Mampu melayani (service ability): mampu memberikan pelayanan prima
Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Seklah mampu memberikan pelayanan primanya kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas.
m.       Ketepatan (accuracy): ketepatan dalam pelayanan
Misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai sisiwa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti, jam mengajar disekolah berlangsung tepat waktu

3.      Strategi Persaingan Mutu Pendidikan
Dalam menentukan perumusan stratejik tentu akan memilih alternative terbaik, artinya meningkatkan kemampuan sekolah melakukan empat hal, yaitu:
a.       Menghasilkan lulusan yang berkualitas.
b.      Pemantapan keberadaan sekolah
c.       Ketangguhan menghadapi persaingan
d.      Mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan yang didambakan di masa depan.























DAFTAR PUSTAKA

Hikayat, 2011,  Managemen Pendidikan, Cet, I, Bandung: CV. Pustaka Setia
Sagala, Syaiful, 2013, Managemen Strategik dalm Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet, VI, Bandung: CV Al Fabeta
Umiarso dan Imam Gojali, 2010, Manajemen Mutu Sekolah di era Otonomi Pendidikan, Cet, I, Jogjakarta: IRCiSoD
Usman, Husaini, 2014, Manajemen Teori, Praktis, dan Riset Pendidikan, Cet, II, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Tidak ada komentar